Mata uang Asia kemungkinan akan mengalami penurunan kuartalan terbesar sejak krisis keuangan Asia, yang telah dihantam oleh devaluasi mata uang Yuan, ditambah lagi dengan rencana kenaikan suku bunga AS.
Indeks Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar, yang menganalisa 10 mata uang teraktif di luar Jepang, mengatakan mata uang asia turun 4,2 % dalam saat ini sedang dalam kinerja terburuk sejak krisis 1997-1998.
Ringgit Malaysia mengalami penurunan terparah yaitu anjlok 15 % karena harga minyak turun dan Perdana Menteri Najib Razak terjebak dalam penyelidikan korupsi. Yuan mengalani penurunan terparah dalam range waktu 1 1/2 tahun saat penurunan ekonomi di Cina makin memburuk. Ketua Federal Reserve Janet Yellen pada hari Kamis mengatakan bank sentral tetap akan meningkatkan suku bunga tahun ini.
“Sulit untuk melihat bagaimana setiap mata uang Asia dapat naik secara berkelanjutan, keuntungan besar pada kuartal keempat, dengan penurunan terhadap dolar AS cenderung menjadi menjadi hal yang biasa,” kata Sean Callow, ahli strategi mata uang senior Westpac Banking Corp di Sydney “Kami mengharapkan volatilitas tetap tinggi saat pembuat kebijakan Asia berjuang dalam mengatasi lambatnya pertumbuhan ekonomi daerah.