Analis pertahanan mengatakan Cina masih melakukan reklamasi lahan di Laut Cina Selatan, satu bulan setelah Menteri Luar Negeri Wang Yi mengatakan program reklamasi pulau negaranya selesai.
Foto satelit Subi Reef dan Mischief Reef yang diambil pada awal September masih mempelihatkan terdapat kapal keruk yang bekerja, menurut Bonnie Glaser, seorang penasihat senior di Pusat Studi Strategis dan Internasional di Washington. Gambar tersebut diterbitkan oleh inisiatif dari CSIS.
Hal ini mengIndikasikan bahwa China masih melakukan reklamasi lahan dan dapat dipastikan akan mempersulit kunjungan kenegaraan pertama Presiden Xi Jinping ke AS bulan ini. AS dan Cina menghadapi persaingan yang berkembang di Laut Cina Selatan. Cina telah membangun pulau-pulau dan memperlihatkan kalau cina sudah meng-klaim wilayah lebih dari empat perlima dari wilayah laut, ketegangan dengan AS dan menyebabkan gesekan dengan peng-klaim lainnya, khususnya Filipina dan Vietnam.
Sementara China mengatakan pulau-pulau tersebut akan digunakan untuk kepentingan sipil, AS khawatir bahwa militerisasi mereka dapat menghalangi navigasi. Cina berpendapat bahwa membangun wilayah disana adalah haknya dan mereka juga berhak untuk mendeklarasikan zona identifikasi pertahanan udara diatas wilayah tersebut.
menurut laporan Pentagon, upaya reklamasi tanah Cina yang dimulai pada bulan Desember 2013, Cina telah mereklamasi lebih dari 2.900 hektar lahan di perairan per Juni tahun ini. Para pejabat AS telah berulang kali meminta China menghentikan reklamasi lahan, konstruksi akhir fasilitas baru dan menghentikan militerisasi daerah.
Wang mengatakan pada bulan Agustus bahwa China telah menyelesaikan reklamasi tanah dan sekarang berfokus pada membangunan fasilitas pendukung sipil dan disana nantinya akan berbagi dengan negara lain. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Hong Lei mengatakan 14 September Cina memiliki kewajiban untuk membangun fasilitas pertahanan di pulau-pulau.
“Pada malam kunjungan Presiden Xi Jinping ke Amerika Serikat, Beijing tampaknya mengirim pesan ke Presiden Barack Obama bahwa China bertekad untuk memajukan kepentingan di Laut Cina Selatan bahkan jika hal itu mengakibatkan kerengganan hubungan dengan Amerika Serikat , “kata Glaser dalam laporan yang dipublikasikan di situs Asia Maritime Transparency Initiative.
Gambar yang ditangkap satelit di Subi Reef menunjukkan kapal keruk memompa sedimen ke daerah berbatasan dengan dinding laut yang baru dibangun dan pelebaran saluran untuk kapal memasuki perairan tertutup oleh karang, menurut Glaser. Dan pada satelit Mischief Reef memperlihatkan kapal keruk yang sedang memperluas saluran untuk memudahkan akses yang untuk kapal, dan kemungkinan akan digunakan sebagai pangkalan angkatan laut,.
“diteruskannya pengerukan dan konstruksi berikut dengan militerisasi di pulau-pulau buatan China mengegaskan keengganan Beijing da;a, mencari jalur diplomatik untuk mengurangi ketegangan dengan tetangganya,” kata Glaser.