mata uang Australia turun untuk hari kedua sebagai saat bank sentral Australia mengatakan kalau nilai tukar sudah terlalu tinggi. Saham Asia mendekati level tertinggi enam tahun, sementara dolar AS terus berada pada posisinya terhadap mata uang utama lainnya dan sebentar lagi akan dikeluarkan laporan payroll dan juga keputusan kebijakan moneter untuk kawasan euro.
Dolar Australia turun 0,7 % pada pukul 11:36 di Tokyo, dan berada pada harga 93,8 sen AS, setelah Gubernur Reserve Bank of Australia Glenn Stevens mengatakan “investor meremehkan kemungkinan penurunan nilai tukar”. Indeks MSCI Asia Pacific sedikit bergerak pada 147,25, sementara Standard & Poor 500 futures turun 0,1 %. Indeks Bloomberg Dollar Spot naik 0,1 % setelah naik dari level terendah dua bulan kemarin. Minyak di New York turun untuk hari keenam, dan itu adalah penurunan terpanjang sejak bulan Mei 2012.
Laporan payrolls yang dikeluarkan ADP Research Institute menunjukkan payroll AS naik pada bulan Juni dengan hasil tertinggi sejak 2012. Bank Sentral Eropa melakukan pertemuan hari ini setelah memberlakukan stimulus bulan lalu, sementara di Asia, data industri jasa naik.
“perkataan Stevens memiliki terlampau kuat tanpa memberitahu sebelumnya tentang kebijakan easing bias,” kata Sean Callow, ahli strategi mata uang senior di Westpac Banking Corp di Sydney. “Jika survei ADP merupakan pertanda kalau laporan payrolls lain yang kuat, maka dolar AS dapat mengambil keuntungan dari gelombang baru untuk permintaan mata uangnya.”