Menurut Menteri Ekonomi Akira Amari. Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe akan membuat keputusan tentang kenaikan pajak penjualan pada awal Oktober, sebelum berjalannya pertemuan para pemimpin Asia-Pasifik di Indonesia.
Abe akan mengeluarkan keputusan “paling lambat” sebelum pertemuan puncak para pemimpin dari forum Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik, yang dimulai di Indonesia pada 7 Oktober, Amari mengatakan kemarin di televisi NHK
Panel ahli yang terdiri dari para pemimpin bisnis, akademisi dan pembuat kebijakan akan memulai pertemuan hari ini untuk mempertimbangkan “apakah ekonomi Jepang cukup kuat untuk menahan kenaikan pajak”. Pertumbuhan tahunan GDP sebesar 2,6 % pada kuartal kedua dari periode sebelumnya, menurut Menteri Keuangan Taro Aso nilai tersebut cukup mendukung untuk menaikan pajak penjualan.
Amari mengatakan pekan lalu bahwa ada keseimbangan yang baik dari pandangan para panelist, melibatkan penasihat Shinzo Abe, Etsuro Honda dan Koichi Hamada, yang sangat berhati-hati tentang peningkatan retribusi.
Pajak penjualan akan meningkat menjadi 8 % pada bulan April dari 5 % saat ini, Abe harus memutuskan untuk menunda atau membatalkan apabila perekonomian tidak kuat untuk menanggung dampak dari kenaikan tersebut . Abe akan memperhitungkan pandangan dari para panelist dan Laporan GDP yang sudah direvisi untuk kuartal kedua, pada tanggal 9 September
Amari mengatakan Bank of Japan akan merilis survei Tankan kuartal ketiga untuk sentimen bisnis pada 1 Oktober, dan Abe juga dapat mempertimbangkan hasil laporan tersebut.
Sebuah hasil Polling yang diterbitkan hari ini oleh koran Nikkei menunjukkan 17 % responden mendukung peningkatan pajak seperti yang direncanakan, sementara 55 % mengatakan bahwa pajak dapat dinaikan untuk sementara waktu saja, pemerintah harus fleksibel pada waktu dan ukuran peningkatan. 24 % menentang keputusan tersebut.