(BusinessDesk) 20 Agustus- dalam survei terbaru “bussines manager” ekspektasi inflasi Selandia Baru telah bangkit kembali dari posisinya yang terendah selama 14-tahun di reserve Bank , ketika gubernur Graeme Wheeler bergerak untuk mengambil tekanan dari kebijakan moneter dengan memberlakukan pembatasan perkreditan rumah.
dalam survei September (dengan responden 82 manajer bisnis dan professional) Satu-tahun mendatang ekspektasi inflasi naik 38 basis poin menjadi 1,9 %, dan harapan ke depan dua tahun meningkat 30 basis poin menjadi 2,36 persen. Indeks harga konsumen Selandia Baru telah berjalan di bawah 1 % sampai 3 titik target bank sentral persen untuk tahun lalu, dan inflasi berada di laju paling lambat sejak 1999 pada kuartal Juni.
Wheeler bertugas untuk meraih inflasi ke titik tengah, dan telah bersaing dengan dolar kiwi yang kuat disisi lain juga menjaga harga impor untuk tetap turun, dan meningkatnya harga rumah Auckland dan Canterbury.
Hari ini ia mengumumkan pembatasan rendah untuk ekuitas pinjaman dalam pembelian rumah sebagai sarana untuk menekan keluar dari pasar properti, tanpa harus menaikan suku bunga.
ekspektasi inflasi tetap pada di diatas garis tengah inflasi hal tersebut memperkuat prediksi bahwa tekanan inflasi akan didapatkan ditahun depan, “kata ekonom ASB Jane Turner dalam sebuah catatan.
Survei bank sentral menunjukkan perusahaan telah meningkatkan ekspetasi mereka untuk tingkat tagihan bank 90-hari yang lebih tinggi, dan proxy untuk tingkat uang resmi, memprediksi akan berada di posisi 2,7 % pada akhir September, dan naik menjadi 3,2 % pada bulan Juni tahun depan. OCR saat ini berada pada titik 2,5 %.
Responden memprediksi hasil pada obligasi pemerintah 10-tahun akan jatuh menjadi 4,5 % pada bulan Juni dari hasil saat ini 4,64%.
Ekspektasi pertumbuhan ekonomi jangka pendek telah membaik, dengan harapan satu tahun kedepan akan naik menjadi 2,8 % dari sebelumnya 2,5 % dalam survey bulan Juni. Ekspetasi di dua-tahun berikutnya turun menjadi 2,7 % dari sebelumnya 2,8 %.