Nilai mata uang Asia jatuh ke level terendah dalam sembilan bulan setelah data payroll AS memperkuat spekulasi Federal Reserve akan mengembalikan stimulus ke skala awal dan ketika terlihatnya tanda-tanda di Cina perdagangan regional yang mulai melambat.
Index JPMorgan Asia Dollar turun sebanyak 0,4 % menjadi 116,52, dan ini adalah level terendah sejak 14 September. Rupee India merosot 1,1 % menjadi 57,72 per dolar pada pukul 11:55 di Mumbai,yang sebelumnya sudah menyentuh rekor rendah 57,775, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. Ringgit Malaysia tergelincir 1 % menjadi 3,1269, won Korea Selatan turun 1 % menjadi 1.127,47 dan peso Filipina turun 0,8 % menjadi 42,607.
Laporan yang dikeluarkan pada tanggal 7 Juni menunjukan non-farm payrolls Amerika Serikat naik lebih dari perkiraan ekonom di bulan Mei, dua minggu setelah Ketua Fed Ben S. Bernanke mengatakan 85 $ dari pembelian obligasi bulanan dapat dikurangi jika ditopang oleh peningkatan di data payroll.
Manufaktur China dan perdagangan berkembang Dibawah perkiraan bulan lalu dan Barclays Plc memangkas perkiraan pertumbuhan 2013 untuk negara dengan perekonomian terbesar di Asia ini menjadi 7,4 % yang sebelumnya 7,9 %.
Menurut Gundy Cahyadi, ekonom Oversea-Chinese Banking Corp di Singapura “Kita tahu Fed mengawasi dan memprioritaskan data payroll dan data ini bisa saja menjadi pemicu bahwa mereka akhirnya akan melakukan taper (pengembalian stimulus ke skala awal) sebelum kuartal ke 3″. Dan Data perekonomian China saaat ini terus mengarah kepada pertumbuhan global yang melemah.”
Peningkatan Produksi industri China sebesar 9,2 %dari tahun sebelumnya dibulan Mei, dan hasil ini kurang dari perkiraan pertumbuhan 9,4%, ekspor. Prosentase pengiriman ke luar negri dari malaysia berada di tingkat 3,3 % pada bulan April, dan ini adalah penurunan ketiga berturut-turut, menurut angka resmi yang dirilis 7 Juni.