Rupiah ditutup melemah pada perdagangan, Senin (8/7). Di pasar spot, pasangan USD/IDR menguat 0,11% dibandingkan sehari sebelumnya ke level 9.956. Kurs tengah dollar Amerika Serikat (AS) di Bank Indonesia juga naik 0,15% menjadi 9.960.
Albertus Christian, analis Monex Investindo Futures mengatakan, pelemahan rupiah disebabkan oleh penguatan dollar AS akibat rilis data ekonomi AS, Jumat (5/7) lalu. “Penguatan dollar AS, sekaligus menguatkan spekulasi pasar terhadap pengetatan stimulus moneter yang akan segera dilakukan oleh Bank Sentral AS,” kata Albertus.
Analis pasar uang Bank Mandiri, Reny Eka Putri menuturkan, pelemahan rupiah disebabkan adanya revisi target inflasi oleh Bank Indonesia (BI). BI memproyeksikan, inflasi akhir tahun ini di 7,2%-7,8% naik dari prediksi sebelumnya 7,2%.
Sentimen negatif lain yang menekan rupiah adalah revisi pertumbuhan ekonomi oleh BI. “Pelaku pasar menanti keputusan BI rate ini pada Rapat Dewan Gubernur BI 11 Juli,” ungkap Reny.
Reny memprediksi, rupiah, hari ini, akan bergerak flat dengan cenderung melemah di kisaran 9.930-9.965. Albertus memperkirakan, USD/IDR akan bergerak 9.940 – 9.980.